PENDAHULUAN
Tendon achilles merupakan konjoin tendon dari otot
gastroknemius dan soleus. Tendon ini adalah kontributor utama kekuatan plantar
fleksi kaki. Tetapi bagian distal tendon ini memiliki pasokan darah yang
sedikit sekali terutama pada 2-6 cm di atas insersinya pada tulang kalkaneus.
Tendon normal sangat kuat dan dapat menahan beban sampai 2000 pound (907,2 kg)
pada saat lari cepat.
TENDINITIS ACHILLES
Tendinitis Achilles dapat dibagi
menjadi dua macam;
Akut, yang melibatkan hanya peritenon bukan tendonnya. Dalam
hal ini peritenon bukan selubung sinovial sesungguhnya.
Kronik, akibat degenerasi mukoid lama pada tendon. Pada kondisi
kronik tidak dapat ditemukan inflamasi aktif. Keadaan ini menimbulkan
tendinosis Achilles.
Secara biomekanik, mekanisme cedera biasanya kronik
dengan beban repetitif pada unit otot-tendon. Faktor resikonya antara lain tibial varus, otot hamstring yang tegang, otot betis yang tegang, dan cavus foot. Beberapa kesalahan dalam latihan juga dapat menyebabkan
cedera Achilles, antara lain constant
hill running, sol sepatu yang keras, pergantian dari sepatu berhak tinggi
ke hak rendah, perubahan dari olah raga lintas alam dengan permukaan tidak rata
ke parmukaan yang rata, dan beban eksentrik repetitif pada Achilles pada saat
melompat dan lari. Keadaan tersebut di atas menyebabkan bertambahnya tarikan
dan tegangan pada Achilles. Keadaan patologis lain seperti plantar fasciitis dapat
menyebabkan kaki mendarat dalam supinasi eksesif menyebabkan dorsifleksi engkel
untuk mencegah pronasi kaki. Tendon Achilles dapat bergerak ke medial dan
lateral sebagai respon terhadap biomekanik lari.
Gambar 1. Tendinitis Achilles
Dikutip dari : Drake1
Diagnosis diferensial dari cedera pada tendon Achilles
antara lain ruptur parsial dari tendon Achilles yang harus disingkirkan untuk
menegakan diagnosis
Setelah dilakukan palpasi pada tendinitis kronis dan
ditemukan penebalan tendon, pemeriksaan ronsen menjadi alat untuk menilai
daerah segitiga Kager (terlihat pada foto lateral engkel yang sakit). Segitiga
ini dibatasi oleh tendon fleksor kaki di anterior, tendon Achilles di
posterior, dan tulang kalsis di inferiornya. Daerah radiolusen akan lebih padat
dan berkurang lusensinya pada tendinitis kronis dan ruptur parsial tendon Achilles.1
Pada keadaan yang sudah dilakukan terapi berupa penguatan tendon terhadap beban
eksentrik selama 6 bulan atau lebih dan gagal, diperlukan pemeriksaan USG untuk
pencitraan yang lebih baik. Pemeriksaan lain berupa MRI dilakukan untuk menilai
patologi cedera yang lain.
Penatalaksanaan awal terdiri dari kompres dengan es,
peregangan sebelum olah raga, penggunaan NSAID, menghindari permukaan tanah
yang tidak rata, penyesuaian sepatu (fleksibel, sesuai kontur telapak kaki). Cara
lain adalah meninggikan tumit ½ inci untuk mengurangi stres relatif sehari-hari
pada tendon Achilles. AFO (ankle foot
orthosis) dapat juga digunakan untuk mengurangi beban pada Achilles.
Rehabilitasi terdiri dari peregangan dan penguatan eksentrik tendon Achilles.
Latihan in dapat memperbaiki struktur tendon secara klinis dalam waktu 3-6
bulan.
Penggunaan steroid injeksi harus hati-hati karena efek
sampingnya berupa gangguan pada sistem perdarahan tendon sehingga menyebabkan
kelemahan pada tendon dan menstimulasi nekrosis.
Ruptur
Tendon Achilles
Ruptur tendon ini terjadi terutama pada olahragawan
laki-laki pada dekade ke-3 sampai ke-5. Terjadi pada olah raga basket, tenis,
lompat jauh, dan ski. Ruptur umumnya terjadi pada 2-6 cm di atas insersi tendon
pada kalkaneus pada daerah yang perdarahannya sedikit. Sisi kanan lebih sering
terkena daripada sisi kiri. Beberapa faktor predisposisi antara lain :
a. Degenerasi non spesifik sekunder terhadap gangguan vaskular akibat latihan
repetitif .
b. Riwayat injeksi kortikosteroid pada tendon achilles
c. Cedera ulangan penyebab nekrosis dan kelemahan unit tendon
d. Tendon normal yang mengalami stres patomekanikal ekstrim
Gejala ruptur tendon akut
sering terlewatkan pada diagnosis (20-25%). Gejala umum berupa tarikan
tiba-tiba diikuti suara keras (audible
snap). Pasien merasa otot betisnya seperti dipukul. Seringkali nyeri dapat
hilang dan pasien tetap dapat berjalan. Terdapat kelemahan pada saat plantar
fleksi.
Tanda klinis tendon yang
sakit akan tampak lebih tebal dan adanya celah dapat diraba. Tetapi kadang-kadang
bekuan darah di bawah peritenon dapat menyamarkan celah tersebut. Tendon
plantaris dapat teraba di daerah ini menimbulkan kesan ruptur parsial tendon Achilles.
Seringkali juga terdapat memar dan bengkak. Pasien dapat menunjukkan kelemahan
pada saat plantar fleksi (walaupun plantar fleksi aktif masih dapat dilakukan
karena otot sekunder untuk plantar fleksi masih intak) dan tidak mampu berdiri
dengan ujung jari kaki. Patologi ini harus ditentukan apakah karena nyeri atau
karena kelemahan dari tendon. Palpasi yang teliti dapat membedakan antara
hematom dan tendon intak. Dapat juga ditemukan sedikit dorsifleksi pada posisi
istirahat. Tes Thompson harus dilakukan dengan posisi telungkup dan kaki
menggantung. Dengan meremas otot betis akan terjadi plantar fleksi. Bila tidak terjadi
artinya tes ini positif (gambar 2).
Gambar 2. Tes Thompson positif menunjukkan tidak adanya plantar fleksi pada
ruptur tendon
Dikutip dari: Drake1
Pemeriksaa MRI dapat
menunjukkan ruptur total atau parsial tendon achilles dengan gambar yang sangat
baik. Tes ini jarang dilakukan karena harganya yang mahal apabila tanda klinis
ditemukan dengan jelas. Sebagai alternatif dapat dilakukan ultrasonografi
dengan biaya relatif lebih murah tetapi cukup jelas dalam mebedakan ruptur total
dengan parsial.
Gambar 3. A. MRI pada ruptur total Achilles, B. USG pada ruptur parsial
Achilles
Dikutip dari : Drake1
Pengobatan awal dapat
dilakukan dengan kompres es, imobilisasi dalam posisi plantar fleksi, memakai
kruk, dan analgetik bila diperlukan.
Terapi definitif terdiri
dari 3 pilihan : pembedahan, perbaikan perkutan, dan perbaikan tertutup (non
bedah). Penelitian terkini menunjukkan hasil yang sama antara operatif dan non
operatif (imobilisasi dalam plantar fleksi dengan gips). Pasien dapat kembali
berolah raga tanpa restriksi dalam 6 bulan pada setiap grup yang diteliti.
Penelitian meta analisis lain menunjukkan resiko ruptur ulang lebih rendah pada
operatif daripada non operatif. Tetapi terapi operatif memiliki resiko lain
diantaranya infeksi, adhesi dan gangguan sensibilitas kulit. Resiko tersebut
diperkecil dengan teknik bedah perkutan. Penggunaan Alat Penyokong fungsional
juga dapat mengurangi komplikasi.
Rehabilitasi
pasca operatif antara lain pemasangan long
leg cast dengan posisi plantar flesksi dan sedikit fleksi lutut untuk 3
minggu. Untuk mencegah atrofi otot soleus, kaki harus dalam posisi dorsifleksi
maksimal dengan memperhatikan integritas tendon Achilles. Selanjutnya gips
diperpendek atau diganti dengan AFO untuk 3 minggu berikutnya. Setelah
imobilisasi, kedua tungkai harus disesuaikan dengan tumit terangkat dan beban
mulai diberikan sampai didapat pola jalan yang normal. Elevasi tumit dapat
dikurangi dan latihan peregangan dapat dimulai. Peregangan harus dimulai dengan
plantar fleksi ringan dan secara bertahap ditambahkan tahanan sampai bisa
berdiri dengan jari kaki tanpa nyeri. Bila diagnosis terlambat diketahui
mungkin diperlukan tandur tendon.
Pada
satu penelitian, mobilisasi awal pasca operatif, tidak meningkatkan kejadian
ruptur.2,3 Dan 64 pasien dapat berkatifitas normal dalam waktur
rata-rata 3,3 bulan. Programnya terdiri dari latihan menggunakan alat bantu
kaki selama 4-6 minggu dalam 0-15 derajat dorsifleksi dan dilatih selama 10
minggu. Yang harus dilakukan hati-hati adalah pada pasien lebih dari 30 tahun.
Ruptur
parsial Tendon Achilles
Ruptur parsial biasanya
terjadi pada atlet muda (20-30 tahun) saat prestasi puncaknya.
Biomekanik yang terjadi
sama dengan pada ruptur total dan tendinitis.
Gejala klinis serupa
dengan pada tendinitis, tetapi tidak adanya perubahan setelah terapi standar
tendinitis, atau adanya kejadian tiba-tiba dengan tes Thompson yang negatif.
Tanda klinis berupa
pembengkakan noduler atau fusiformis, nyeri pada pergerakan, penurunan fungsi,
adanya krepitasi, nyeri terlokalisir pada palpasi, dan nyeri pada dorsifleksi
paksa. Ruptur parsial dapat menjadi kronis dan berakhir dengan atrofi otot
betis.2
Pemeriksaan penunjang
menggunakan foto ronsen aspek lateral engkel menunjukkan hilangnya radiolusensi
segitiga Kagar tanpa distorsi. Ini dapat diperjelas dengan MRI untuk menilai
integritas tendon Achiles.
Terapi inisial terdiri
dari kompres dengan es, strapping,
mengangkat tumit, NSAID, dan imobilisasi jangka pendek. Terapi operatif
dilakukan bila terapi konservatif gagal.
JENIS TERAPI
KONSERVATIF
Terapi
konservatif dilakukan dengan imobilisasi dalam plantar fleksi menggunakan gips
atau penyselama 2 minggu dilanjutkan dengan CAM
walker atau tetap dengan gips dengan
plantar fleksi dikurangi setiap 2 minggu. Pada minggu ke-4 weight bearing dibolehkan
dan mulai diberikan latihan ROM. Dua
sampai empat minggu selanjutnya gips dibuka dan pasien boleh berjalan dengan
tumit terangkat dan secara bertahap dikurangi sampai berjalan dengan posisi plantigrade.
Gambar 4.
Algoritma terapi konservatif
Dikutip
dari : Bhandari dkk.4
Gambar 5. CAM walker dan functional brace
PEMBEDAHAN
Pembedahan umumnya dianggap paling tepat untuk
pasien aktif dan menginginkan kembalinya fungsi kaki sebaik mungkin. Pembedahan
dilakukan untuk mengembalikan kekuatan maksimal tendon Achilles, kekuatan
tersebut tergantung ketepatan tegangan antara otot dan tendon. Pada pembedahan,
dilakukan penyambungan tendon dengan berbagai teknik penjahitan seperti
diperlihatkan dalam tabel 1.
Table
1. Komparasi jenis terapi dan teknik jahitan pada terapi ruptur Achilles4
Gambar
6. Teknik Krackow untuk perbaikan ruptur Achilles
Dikutip dari : www.medscape.com
Prinsip
pembedahan pada cedera Achilles antara lain :
l Mengembalikan
pasokan darah paratenon anterior
l Mengindari
mencederai saraf sural
l Debridement
dan aproksimasi ujung tendon
l Gunakan
teknik jahitan 2-4 simpul terkunci
l Dapat
diperkuat dengan benang yang diserap
l Tutup
paratenon secara terpisah
Gambar 7.
Insisi dan debridemen paratendon
Gambar 8.
Teknik bedah perkutan perbaikan Achilles
Dikutip
dari : Mcclelland5
Teknik
bedah perkutan dilakukan untuk mengurangi komplikasi saat ini banyak dilakukan,
seperti yamng ditunjukkan pada gambar 8.
DAFTAR PUSTAKA
- Drake RL., Vogl W.,Mitchell AWM.
Gray’s Anatomy for Students.2004
- Lattermann C.,
Armfield D., Wukich DK., Current
Diagnosis & Treatment in Sports Medicine, 1st Ed. McGraw-Hill,
2007
- Simons SM.,
Kennedy R., Bull's Handbook of Sports Injuries,
2nd Ed. McGraw-Hill,
2004
- Bhandari et al., Treatment of Acute
Achilles Tendon Ruptures A systematic Overview and Metaanalysis, Clinical
Orthopaedics and Related Research, number 400; 190-200. Lippincott William
& Wilkins, 2002
- Mcclelland D., Maffulli N., Percutaneous
repair of ruptured Achilles tendon. North Staffordshire Royal Infirmary,
Princes Road, Stoke-on-Trent, Staffordshire, ST4 7LN, 2002
Borgata Hotel Casino & Spa in Atlantic City - DrmCD
BalasHapusBorgata Hotel 김포 출장안마 Casino & Spa 동해 출장안마 is a five-minute 경기도 출장샵 drive from 동해 출장샵 Borgata Hotel Casino & Spa. The 광주 출장안마 hotel has a health club, fitness center, restaurant,