Jumat, 04 Desember 2015

LUTUT PESEPEDA

Bersepeda adalah salah satu bentuk paling umum dari latihan aerobic bagi atlet baik untuk kompetisi maupun rekreasi. Bagi sebagian orang, sepeda digunakan sebagai alat transportasi utama. Diperkirakan lebih dari 45 juta orang pengguna sepeda di Amerika. Seiring semakin populernya penggunaan sepeda, begitu juga dengan meningkatnya insidensi terjadinya cedera. Cedera mungkin berhubungan dengan kurang cocoknya sepeda, penggunaan yang berlebihan, trauma langsung baik karena tabrakan atau jatuh, perlengkapan yang salah atau faktor lingkungan. Ada juga cedera spesifik berdasarkan tipe sepeda, seperti sepeda gunung, atau sepeda jalan raya.[1]

            Sepeda
Sepeda terdiri dari rangka dengan beragam komponen termasuk  stang, rem, roda, pedal,gigi, dan sadel.[1-2] Ada beberapa perbedaan pada perlengkapan pada sepeda gunung dan sepeda jalan raya. Sepeda gunung memiliki shock absorber depan dan belakang untuk mengurangi benturan pada daerah-daerah yang tidak sama pada pengendara.[1]  Sepeda gunung memiliki tiga cincin rantai depan, sedangkan sepeda jalan raya kebanyakan memiliki dua cincin rantai depan. Setir sepeda gunung biasanya lurus, yang berguna mempertahankan posisi pengendaara pada posisi tegak. Sepeda jalan raya memiliki setir yang berbentuk kurva, sehingga posisi setir lebih rendah.


Gambar 1. Sepeda dan komponennya[1-4]

 Fisiologi dan Biomekanik



Gambar 2. Sendi lutut[5]

Total pergerakan sendi pada bidang  datar pada satu siklus penuh pedal mendekati 45 pada panggul, 75 pada lutut dan 20 pada pergelangan kaki.[1]  Lutut menjadi lebih terpapar dari panggul dan pergelangan kaki pada perubahan tinggi tempat duduk. Lutut lebih fleksi pada saat tempat duduk rendah daripada tempat duduk lebih tinggi. Pergerakan lutut ke depan sekitar 6 cm terjadi pada lutut saat siklus pedal. Pada saat power phase pada siklus pedal, sendi lutut bergerak ke medial seiring dengan aduksi femur, internal rotasi dari tibia, dan pronasi dari kaki. Menaikkan tempat duduk akan menambah gerakan-gerakan ini, sedangkan menurunkan tempat duduk akan menguranginya.[5]
Gerakan kesamping dank e depan dari alat gerak bawah member kontribusi kepada nyeri lutut. Pengendara sepeda dengan nyeri lutut memiliki derajat gerakan kesamping dan kedepan daripada pengendara tanpa nyeri lutut.[1-2]
Kordinasi kontraksi otot-otot punggung dan ekstremitas dibutuhkan untuk sebuah siklus pedal. Otot para spinal dan perut membuat punggung dan panggul stabil, sehingga ekstrtemitas menghasilkan tenaga. Selama siklus pedal, otot quadriceps dan gluteal aktif selama 2/3 dari power phase, sedangkan harmstring selama 1/3 dari power phase.[1] Selama power phase,otot  harmstring dan gluteal berfungsi sebagai ekstensi panggul, dan quadriceps sebagai ekstensi lutut.[1, 5]
Otot quadriceps juga berperan aktif selam a transisi dari fase pemulihan ke power phase, yang mengangkat pedal ke atas. Otot harmsring aktif selama transisi dari power phase ke fase pemulihan awal yang membantu pedal ke bawah, juga member tenaga untuk membawa pedal ke atas selama fase pemuliahan awal.[1, 5]
Otot soleus dan gastrocnemius aktif selama fase pertengahan dari power phase. Selama power phase, otot gastrocnemius dan soleus memberi tenaga pedal ke bawah dan menahan dorsifleksi dari pergelangan kaki. Pada saat kontraksi dari gastrocnemius saat fase pemulihan awal menyebabkan plantar fleksi darim kaki dan meningkatkan kemampuan harmstring untuk fleksi lutut dan mengangkat pedal.[1, 5]
    
            Cidera pada Lutut

Beberapa penelitian pada atlet menunjukkan cedera lutut, termasuknyeri lutut depan,sindroma nyeri lutut depan adalah cedera paling sering pada pusat-pusat sports medicine.[2]
Cedera overuse terjadi ketika terjadi akumulasi kerusakan jaringan yang disebabkan pembebanan submaksimal berulang yang tidak maksimal, seperti pada tulang dan tendon. Tanpa pemulihan yang cukup, mikrotrauma akan memicu respon peradangan, menyebabkan pelepasan subtansi vasoaktif, sel peradangan, dan enzim yang merusak jaringan. Kumpulan mikrotrauma dari aktivitas berulang biasanya mengarah kepada cedera secara klinis.[2]
Saat evalusi nyeri lutut karena cedera overuseyang disebabkan bersepeda, sangat penting untuk mempertimbangkan kecocokan sepeda, intensitas latihan, faktor anatomi, kestidakseimbangan otot.

Tabel 1. Penyebab nyeri lutut pada pengendara sepeda[2]
                                 
       
      Anterior Knee Pain
Patellafemoral knee pain, biasanya disebut retropatellar syndrome, adalah indikasi awal dari perlunakan dari kartilago yang dapat berkembang menjadi chondromalacia. Patellofemoral pain syndrome berhubungan dengan malalignment dari mekanisme ekstensi dari lutut. Biasanya penderita mengeluh nyeri lutut pada saat lutut diberi beban.
Chondromalacia, ditandai dengan nyeri atau krepitasi pada daerah retropatellar, ditandai dengan sensasi bergererak dengan ketidaknyamanan pada anterior patellofemoral terutama pada saat mengendarai sepeda yang menanjak, dan duduk dalam waktu yang lama.
Quadriceps tendinosis,  ditandai dengan nyeri pada insersi tendon quadriceps pada patella. Nyeri bisa terlokalisasi pada bagian medial atau atau lateral dari area suprapatellar. Bisa disebabkan oleh trauma akut tapi biasanya disebabkan cedar berulang.      
Patellar tendinosis, dapat disebabkan oleh iritasi dari tendon patella dan biasanya duisebabkan tarikan berlebihan pada tendon saat pedal pengendaratidak pada posisi yang tepat. Pembengkakan fokal dengan krepitasi biasanya ditemukan.
Prepatellar bursitis, jarang pada pengendara sepeda, dicurigai bila bengkak dan nyeri pada anterior patella.

 Medial knee pain
Pes Anserinus Bursitis, dikenali dengan nyeri tiba-tiba pada medial proximal tibia, sekitar 2-4 cm dibawah sendi lutut. Disebabkan oleh trauma langsung ataufriksi berulang pada bursa. Saat terjadi peradangan pada bursa, kontraksi pada otot harmstring, rotasi tibia, dan penekanan langsung pada bursa pes anserinus akan menyebabkan nyeri
Mediopatellar plica syndrome, menyebabkan nyeri pada medial retinaculum. Medial plica dapat terjepit pada medial condyle femur saat fleksi lutut menyebabkan peradangan dan bengkak. 

Lateral knee pain
Iliotibial band syndrome, disebabkan oleh peradangan dari intraartikuler synovium atau fascia dari ITB secara berulang menggesek lateral condyle saat bergerak pada fleksi dan ekstensi. Biasanya nyeri tajam dan seperti ditusuk pada sisi lateral dari lutut.

      Posterior knee pain
Jarang pada pengendara sepeda, biasanya disebabkan biceps tendinosis, atau medial harmstring tendinosis.[2, 4-5]


Management
Penanganan awal dari cedera overuse mengikuti prosedur PRICEMM (Protection, Rest, Ice,Compression, Elevation, Modalities, Medications) untuk mengontrol peradangan dan memberikan waktu pada jaringan untuk pemulihan. Pengurangan peradangan dan nyeri membantu meningkatkan rentang gerak, rehabilitasi lebih awal.
Pada tendinosis, pembebasan relative tendon dari beban sangat berpengaruh pada kesuksesan pengobatan. Pembebasan beban dapat berupa koreksi anatomi, fungsi dan perlegkapan yang berhubungan.[1-2,4]. 


                                                                                                                                

DAFTAR PUSTAKA

  1. Roberts and W. O., Bull's Handbook of Sports Injuries. 2nd ed, ed. McGraw-Hill. 2004.
  2. CPT Chad Asplund, M. and M. COL Patrick St Pierre, Knee Pain and Bicycling, Fitting Concepts for Clinicians. The Physician and Sportsmedicine 2004. 32(4).
  3. McMahon and J. Patrick, Current Diagnosis & Treatment in Sports Medicine. 1st ed. , ed. McGraw-Hill. 2007.
  4. McKeag, et al., ACSM's Primary Care Sports Medicine,. 2nd ed, ed. L. Williams and Wilkins. 2007.
  5. Christopher, C.M., et al., Netter's Sports Medicine. road biking, ed. R. Marc. 2010. 571-591.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar